I left my Blue.. I left my Red.. I Left my Purple.. I left my Green.. I Left my White.. And now I gather them here..

“Api ini bila dipegang sudah pasti terasa panas,tapi bila kalian letak akan mati. Karena hanya manusia yang bisa menjaga nyala api ini, bukan makhluk lain”

Kenapa tiba-tiba aku bicara api? Api apa yang kumaksud?

Berawal dari cerita “politis” yang disampaikan oleh salah satu guru terbaikku. Ternyata sampai di tingkat Propinsi, “Main Api” masih terjadi. Bukan sedang membicarakan masalah pidana dan kehidupan dunia lainnya,itu sudah terdengar keras kan? Bahkan sampai ke tingkat dunia. Ini hanya sekedar opini tentang carut-marutnya kebesaran Islam, yang disebabkan oleh “egois”nya salah satu pihak yang MERASA berkuasa.

Bicara tentang Islam,bicara pula tentang Kitab terakhirnya. Inilah yang disebut guruku sebagai api tersebut. Bukannya menjelekkan suatu golongan atau meninggikan lawannya. Hanya sedikit tertegun dengan kebesaranNya, tentang api yang menjadi ruh paling kuat di jiwa manusia. Sebut saja sepupuku Mita, sahabatku Yogi,Dhofy,Dania,Rosi. Mereka beberapa orang dari entah berapa orang yang kuajak untuk menerima api tersebut, tapi memang api itu panas, menakutkan, meskipun semua orang tau bagaimana hangatnya dunia dengan api tersebut. Satu-satunya sahabat yang kutahu sudah terbakar adalah Mang Ono, teman mainku di KIOS BA’WAN. Dia yang mungkin malah membakarku..

Seandainya aku punya kekuatan lebih untuk memberikan api itu buat orang yang kusayangi…

Leave a comment